CaraMembuat Film. Sebelum MembuatFilm langkah awal yang harus ditentukan adalah
membuat cerita dan menentukan tujuan pembuatanfilm itu sendiri. Seperti sebagai hiburan, untuk mengangkat fenomena, sebagai
pembelajaran dan pendidikan, untuk dokumenter, ataukah untuk menyampaikan pesan
dan moral tertentu. Tujuan ini sangat penting agar nantinya pembuatan film
lebih terfokus, sesuai dan terarah.
Langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah film harus melewati beberapa langkah untuk
tahapan proses pembuatan film agar bisa selesai. Berikut adalah tahapan yang
harus ditempuh :
- Tahap Pra Produksi
- Tahap Produksi
- Tahap Pasca Produksi
TAHAP PRA PRODUKSI
Menganalisa Ide
Cerita
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan
tujuan pembuatan film. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita
dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi
dan pengumpulan data.
Bisa dengan membaca buku, artikel atau
bertanya langsung kepada sumbernya. Ide film dapat diperoleh dari berbagai
macam sumber antara lain:
- Pengalaman pribadi penulis yang
menghebohkan.
- Percakapan atau aktivitas sehari-hari yang
menarik untuk di film kan.
- Cerita rakyat atau dongeng.
- Biografi seorang terkenal atau berjasa.
- Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau
novel.
- Dari kajian musik, dll
Menyiapkan Naskah
Skenario
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu
cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel atau pun film yang sudah
ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu
diadakan Break down
naskah. Break down naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat
film.
Merekrut Pekerja
FIlm
- Menyeleksi kru dari tiap departemen.
- Menentukan kru dari hasil show reel ( report
produksi).
- Menetapkan komposisi kru berdasarkan
anggaran.
- Menyusun tim produksi.
1. Tim Non Artistik yang meliputi :
- Producer
- Executive
Producer
- Line Producer
- Production
Manager dan Unit Manager
2. Tim Artistik yang meliputi
- Sutradara, Asisten Sutradara dan Pencatat
Skrip
- Penata Kamera,
Asisten Kamera dan Still Photo
- Penata Artistik, Penata Rias dan Busana
- Penata Lampu
- Penata Suara da Penata Musik
- Penata Editing
Menyusun Jadwal
dan Budgeting
Jadwal disusun secara rinci dan detail,
kapan, siapa saja, biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta
batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapayang harus diambil kapan
dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
- Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan
pemain.
- Penyediaan kaset video.
- Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
- Penyediaan property, kostum, make-up.
- Honor untuk pemain, konsumsi.
- Akomodasi dan transportasi.
- Menyewa alat jika tidak tersedia.
Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi/setting
pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum
biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir
dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin.
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan
berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting,
tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus
betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi
kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
Menyiapkan kostum
dan Property
Memilih dan mencari pakaian yang akan
dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan
mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun
disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung
jawab tim property dan artistik.
Menyiapkan
Peralatan
Untuk mendapatkan hasil film/video yang
baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang
diperlukan antara lain :
- Clipboard.
- Proyektor.
- Lampu.
- Kabel Roll.
- TV Monitor.
- Kamera video S-VHS atau Handycam.
- Pita/Tape.
- Mikrophone clip-on wireless.
- Tripod Kamera.
- Tripod Lampu.
Casting Pemain
Memilih dan mencari pemain yang memerankan
tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung atau pun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara
luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain
diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang
dimiliki.
TAHAP PRODUKSI
Tahap Produksi adalah proses yang paling menentukan keberhasilan penciptaan sebuah karya
film. proses yang dalam kata lain bisa disebut dengan shooting (pengambilan
gambar) ini dipimpin oleh seorang sutradara, orang yang paling bertanggung
jawab dalam proses ini. orang yang ikut dalam proses ini antara lain kameraman
atau DOP (Director Of Photography) yang mengatur cahaya, warna, dan merekam
gambar. Artistik yang mengatur set, make up, wardrobe dan lain sebagainya. dan
Soundman yang merekam suara.
Tahapan ini dimana hampir seluruh team
work mulai bekerja. Seorang sutradara, produser atau line produser sangat
dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa
faktor penting yang perlu diperhatikan adalah :
Manajemen
Lapangan
- Manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:
- Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan,
keselamatan )
- Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up
dll )
- Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan
kerja, penyediaan alat )
- Crew koordinasi ( koordinasi para kru )
Attitude dalam bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian dan
kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa
sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk
menyatukan semangat, visi dan attitudeyang diinginkan. Jangan pernah kehilangan
control emosi pada saatsyuting. Apalagi semua bekerja dengan
keterbatasan waktu.
Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian
sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin
kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting.
Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal
yang harus kita ketahui.
1. Shooting Outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget,
namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan
cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting
outdoor adalah :
- cahaya matahari ( hard, soft )
- reflector ( silver, gold )
- hujan buatan
- camera setting ( irish, speed, white balance,
focus)
- crowd control ( working with ekstras )
2. Shooting Indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol
daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap.
Antara lain :
- penggunaan lighting sederhana
- penggunaan filter
- make up
- pemilihan back ground
- monitor
3. Visual Efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk
membuat video kelihatan lebih menarik antara lain dengan :
- reserve motion
- fast motion ( normal lipsync )
- slow motion (normal lipsync )
- crhoma key ( blue screen )
Beberapa hal lain pada saat produksi yang
juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
- makan/ logistik
- sewa peralatan
- film
- transportasi
- akomodasi
- telekomunikasi
- dokumentasi
- medis
Tata Setting
Set construction merupakan bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar.
Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan
bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa
sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka
diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang
digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu
meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat
menentukan bagus tidaknya kualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi,
film juga dapat di ibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada
cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera
video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling
terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa
disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar
belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting,
kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau
triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perlu diperhatikan karakteristik tata
cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai
ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi
batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak
titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart
warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white
balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar
ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.
Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan
dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut
adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar
lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang
sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai
adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk
mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto
dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai.
Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada
hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatokan
pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan.
Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada
karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias,
disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera.
Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
TAHAP PASCA PRODUKSI
Proses Editing
Proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih
berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan
merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Tugas editor antara lain sebagai berikut:
- Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru
kamera mengenai kontruksi dramatinya.
- Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan
yang tidak (NG) sesuai shooting report.
- Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar
gambar yang memerlukan efek suara.
- Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil
editingnya.
- Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan
semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan
editing.
Review Hasil
Editing
Setelah film selesai diproduksi maka
kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk
pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan
monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan
LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil
editing.
Jika ternyata terdapat kekurangan atau
penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga
editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan
review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
Persentasi dan
Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan
hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film
dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini
dapat melibatkan :
- Ahli Sinematografi, Untuk mengupas film dari segi
atau unsur dramatikalnya.
- Ahli Produksi Film, Untuk mengupas film dari segi
teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
- Ahli Editing Film (Editor), Untuk mengupas dari
segi teknik editingnya.
- Penonton/penikmat film, Penonton biasanya dapat
lebih kritis dari para ahli atau pekerja film.
Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat
film yang mungkin masih awam dalam CaraMembuat Film.
Semoga bermanfaat ya Gan,... ::D